MANOKWARI, linkpapua.com – Bupati Manokwari Hermus Indou bersama anggota DPR RI Roberth Kardinal menyerahkan sepatu, seragam, buku bacaan dan launching internet bagi anak-anak rumah baca di Teluk Sawaibu, Wirsi, Manokwari, Kamis (2/12/2021). Program ini diharapkan mampu mendorong gerakan literasi di Manokwari.
Bupati Manokwari Hermus Indou memuji kepedulian Ketua Komunitas Suka Membaca Provinsi Papua Barat. Gerakan hari ini kata dia, bisa membangkitkan kembali minat baca generasi muda.
“Dengan membaca itu membuka jendela dunia. Dengan membaca bisa mengetahui dan mempelajari banyak hal yang bisa diterapkan dalam kehidupan,” terang Bupati Hermus.
Hermus menyebut, Komunitas Suka Membaca adalah sebuah komunitas yang bertujuan untuk melestarikan kembali budaya membaca buku di semua kalangan.
“Komunitas membaca menciptakan gerakan literasi untuk sasaran program suka membaca kepada anak-anak dengan harapan dapat memberikan dampak positif kepada kemajuan pendidikan di Papua Barat,” ujarnya.
Hermus berharap, penyerahan sepatu, seragam, buku bacaan dan launching internet bagi anak-anak rumah baca dapat berdampak positif bagi para penerima.
“Selaras dengan upaya pembangunan kualitas dengan upaya pembangunan kualitas hidup perempuan dan anak di Kabupaten Manokwari yang sampai saat ini masih menjadi fokus pemerintah daerah bupati berharap komunitas ini senantiasa bersinergi dan terlibat aktif mendukung hal ini,” katanya.
Sementara itu, Anggota DPR RI Roberth Kardinal mengapresiasi komunitas baca yang didirikan untuk pemberdayaan SDM generasi Papua. Komunitas ini akan menambah kreativitas anak.
Kardinal menyampaikan, pihaknya selaku anggota DPR RI di Komisi yang membawahi langsung pendidikan akan terus berupaya dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dalam hal ini Bupati Manokwari agar ada perhatian khusus dalam hal pendidikan.
Dirinya berharap cara kepemimpinan Bupati Manokwari adalah cara politis yang benar dan bersama-sama dengan visi misi bupati dan wakil bupati untuk membangun Manokwari ke arah yang lebih baik.
“Sinergitas antara eksekutif dan legislatif harus searah dimana eksekutif dalam membuat program, pihak DPRD harus mendukung begitupun pihak legislatif menyetujui dengan pengajuan anggaran oleh pihak eksekutif,” kata Roberth.
Kepada Komunitas Baca, Roberth berpesan untuk tetap semangat. Komunitas ini harus terus bergerak maju. Ia berjanji akan terus mendukung.
Robert mengungkapkan bahwa membangun tanpa pendidikan itu sangat sulit. Ia menyebut, persoalan utama di tanah Papua saat ini adalah minimnya guru. Ia menyebut data hasil penelitian Universitas Papua (UNIPA) ada sebanyak 33 ribu sekolah kekurangan tenaga Guru.
“Sehingga dengan kehadiran komunitas bisa membaca ini bisa membantu anak-anak meskipun tidak secara formal. Yang terpenting adalah anak-anak mempunyai minat baca dan dengan rumah baca yang dibuat kita dukung bersama, dan akan dikirimkan buku-buku di rumah baca,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama Ketua Komunitas Lamek Dowansiba dalam penyampaiannya mengatakan bahwa komunitas yang didirikan ini karena masih banyaknya anak yang belum bisa membaca. Bersama tim ia bergerak menuntaskan hal ini.
Lamek menyebut, sampai saat ini sudah ada sekitar 30 rumah baca yang didirikan dan tersebar di Papua Barat dan Papua. Dimana ada 29 di Papua Barat dan 1 rumah baca di Provinsi Papua.
Ia menambahkan rumah baca masih penuh keterbatasan. Pihaknya berharap agar dukungan yang diberikan kepada Komunitas Baca bisa bermanfaat dengan baik terutama dalam mendukung dan meningkatkan SDM anak-anak Papua. (LP2/red)