MANOKWARI, linkpapua.com- Kepala Suku Besar Arfak Turunan Lodewijk Mandacan, Dominggus Mandacan menyinggung mengenai potensi konflik di Pemilu 2024. Ia mengatakan, Papua Barat pernah masuk dalam zona rawan konflik, tetapi dua kali Pemilu yang ia lalui, semua berjalan sangat kondusif.
“Saat saya masih menjabat Gubernur periode 2017-2022, Papua Barat ini dikelompokkan sebagai provinsi rawan konflik. Tapi puji Tuhan kita bersinergi antara pemerintah dengan masyarakat adat, tokoh agama, pihak keamanan dan semua kompak. Dan pada akhirnya apa yang diprediksi pemerintah pusat bahwa Papua Barat rawan konflik tidak betul,” ujar Dominggus di sela-sela kehadirannya pada HUT Papua Barat, Kamis (12/10/2023).
Menurut Dominggus, dua kali Pemilu yang ia lewati, situasi aman sampai hari ini. Diakuinya, terjadi konflik kecil di beberapa tempat, tetapi bisa diselesaikan.
“Semua ini tergantung pada penyelenggara. Ketika penyelenggara bekerja dan jujur serta melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik, pasti daerah ini aman. Namun ketika sebaliknya, bahkan ada keberpihakan dan lain-lain maka di sinilah potensi itu bisa konflik,” terang Dominggus.
Ia mencontohkan, seperti yang terjadi di Maybrat. Kantor KPU dibakar dan konflik meluas karena penyelenggara tidak netral.
“Makanya penyelenggara harus netral.
Ini tidak boleh terjadi lagi, ini tanggung jawab kita semua baik pemerintah, adat dan agama kita bertanggung jawab. Pemilu harus langsung, umum, bebas dan rahasia,” imbuhnya. (LP1/red)