JAKARTA, Linkpapua.com – Bupati Teluk Bintuni Petrus Kasihiw memberikan penghargaan kepada bp Indonesia sebagai operator Tangguh LNG. Penghargaan diberikan atas dedikasi Tangguh LNG dalam menekan angka penyebaran malaria.
Penghargaan diserahkan Bupati Petrus Kasihiw pada malam puncak HUT Kemerdekaan 17 Agustus 2024 di lapangan Argosigemerai, Bintuni.
”Atas nama pemerintah daerah, saya berterima kasih kepada bp Tangguh atas andil dan kerja samanya sejak tahun 2004 mendukung dan bekerja sama dengan Pemda melawan penyebaran malaria,” kata Petrus.
Sertifikat penghargaan tersebut diterima oleh perwakilan bp Indonesia, Sigit Wahyudi. Tangguh LNG menilai penghargaan dari pemda adalah wujud sinergitas.
Menurut Petrus, sebagai salah satu wujud keberhasilan nyata kerja sama program malaria tersebut, Pemda Teluk Bintuni juga memberikan sertifikat “Kampung Bebas Malaria” kepada 119 kampung di kabupaten.
“Ini sebagai bukti bahwa tidak ada kasus malaria yang ditularkan secara setempat di kampung tersebut selama tiga tahun berturut-turut,,”tandasnya.
Selain sertifikat penghargaan terhadap bp, juga diberikan sertifikat terhadap dua staf dari Tangguh Public Health, yaitu Asep Setiabudi dan Muhammad Almahdi atas dedikasinya selama 20 tahun terlibat aktif dalam program pengendalian malaria di Kabupaten Teluk Bintuni,” jelasnya.
Program Pengendalian Malaria merupakan salah satu bentuk komitmen bp, dengan dukungan penuh SKK Migas, dalam bidang kesehatan melalui program Tangguh Public Health kepada pemerintah kabupaten Teluk Bintuni melalui Dinas Kesehatan. Salah satu bentuk intervensi program malaria yang dikembangkan melalui dukungan bp adalah Program EDAT (Early Diagnosis and Treatment).
Melalui EDAT yang bertujuan untuk mengurangi kasus malaria di wilayah tersebut dengan deteksi dini kasus malaria dan akses terhadap pengobatan melalui keterlibatan masyarakat dengan bantuan Juru Malaria Kampung, yang mana para kader anggota dipilih dari masyarakat sekitar dan dilatih secara khusus di antaranya untuk memeriksa darah dan mengobati malaria di bawah pengawasan petugas kesehatan.
Program ini dikembangkan sebagai tanggapan atas tingginya kejadian (incidence) penyakit malaria dan keterbatasan akses terhadap fasilitas kesehatan di Teluk Bintuni, di mana penyakit ini merupakan masalah kesehatan utama di Kabupaten Teluk Bintuni pada saat itu.
Pendekatan EDAT dalam program pengendalian malaria di kabupaten Teluk Bintuni berhasil mengurangi incidence dan angka kesakitan malaria di masyarakat Teluk Bintuni.
Selain di Indonesia, program EDAT juga telah diakui secara internasional dan mendapatkan penghargaan Inovasi Kategori Pelayanan Publik Terbaik dari Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) di ajang United Nations Public Service Award pada tahun 2018 di Maroko.
“Saya mengetahui betul karena saya juga terlibat langsung dalam program ini, dimana sejak 2004 bp Tangguh telah mendukung program malaria di Kabupaten Teluk Bintuni, dan saya lihat kerjasama ini sangat berhasil, sehingga pada hari diberikan penghargaan kepada bp.
“Malaria tentu belum habis, sehingga harapan kami kedepannya Dinas Kesehatan akan terus bekerjasama dengan bp Tangguh untuk mencapai eliminasi malaria Kabupaten Teluk Bintuni di tahun 2027,” terang Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Teluk Bintuni, Frank D. Mobilala selepas acara penyerahan sertifikat.(LP5/Red)