JAKARTA, LinkPapua.com – Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan memperingati hari jadinya yang ke-55, menandai awal dari program jaminan kesehatan dengan berdirinya Badan Penyelenggara Dana Pemeliharaan Kesehatan (BPDPK) pada 1968. Pada awalnya, BPDPK memberikan jaminan kesehatan untuk pegawai negara, penerima pensiun, dan keluarganya.
Seiring perkembangannya, lembaga ini berubah menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perum Bhakti Husada dan PT Askes (Persero), yang juga memberikan jaminan kesehatan untuk karyawan BUMN dan keluarganya. Tanggal 15 Juli 1968 diperingati sebagai hari lahir BPDPK, yang merupakan cikal bakal dari BPJS Kesehatan sebagai penyelenggara program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
BPJS Kesehatan kemudian bertransformasi untuk menerapkan cakupan kesehatan semesta (Universal Health Coverage) bagi seluruh masyarakat Indonesia, sesuai dengan amanat UU SJSN dan UU BPJS.
Dalam acara sarasehan hari ulang tahun (HUT) ke-55 BPJS Kesehatan, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, mengapresiasi perjuangan dan semangat kolaborasi seluruh elemen dan pemangku kepentingan yang telah berkontribusi positif dalam kesuksesan penyelenggaraan program JKN bagi penduduk Indonesia.
“Kami setelah hampir 10 tahun lalu berjuang melalui transformasi dari PT Askes (Persero) menjadi BPJS Kesehatan dengan segala dinamika yang terjadi sehingga penyelenggaraan [rogram JKN tetap sustain, maka saat ini BPJS Kesehatan kembali melakukan transformasi,” ujarnya.
Sebagai hadiah ulang tahun, BPJS Kesehatan memberikan berbagai terobosan untuk meningkatkan kemudahan dan mutu layanan bagi peserta JKN. Salah satunya adalah i-Care JKN, sebuah terobosan yang menyediakan data riwayat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan antar fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
Selain itu, BPJS Kesehatan juga memberikan kompensasi bagi Daerah Belum Tersedia Fasilitas Kesehatan Memenuhi Syarat (DBTFMS) untuk membuka akses layanan kesehatan di daerah terpencil guna meningkatkan pemerataan derajat kesehatan masyarakat.
BPJS Kesehatan juga meluncurkan program Petakan, Sisir, Advokasi, dan Registrasi (Pesiar) untuk memperluas rekrutmen peserta hingga ke tingkat desa serta melakukan simplifikasi rujukan dengan implementasi Rujukan MANTAP untuk kasus dan kondisi tertentu. Hal ini memungkinkan peserta merujuk ke RS Kelas B dan RS Kelas A yang dapat dipilih langsung oleh FKTP tanpa harus melalui Klinik Utama/RS Kelas D/C.
Untuk menyokong implementasi program JKN, BPJS Kesehatan juga meluncurkan berbagai layanan unggulan teknologi informasi dan memperbarui tampilan website BPJS Kesehatan untuk memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi.
Dalam perayaan hari jadinya yang ke-55, BPJS Kesehatan mengangkat tema Transformasi Mutu Layanan, Komitmen Bersama Demi Kesejahteraan Bangsa sebagai upaya untuk meningkatkan mutu layanan baik dari sisi internal BPJS Kesehatan maupun melibatkan seluruh stakeholder terkait.
Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, menekankan pentingnya BPJS Kesehatan dalam menjaga standar biaya pelayanan kesehatan di tengah lonjakan bonus demografi. Ia mengapresiasi kinerja BPJS Kesehatan yang semakin baik, cepat dalam memproses klaim layanan kesehatan, dan fokus pada upaya pencegahan.
Pada 2030, Indonesia menghadapi tantangan puncak bonus demografi, di mana diharapkan pendapatan masyarakat meningkat karena jumlah masyarakat usia produktif yang semakin banyak. BPJS Kesehatan diharapkan dapat berperan dalam menjaga kesehatan masyarakat Indonesia melalui pembiayaan kesehatan yang kuat.
“Demand side sudah berhasil diperoleh melalui cakupan kepesertaan yang semakin besar dan kini yang menjadi tantangan bagaimana dapat mengakomodir supply side. Untuk itu peran BPJS Kesehatan menjadikan manusia Indonesia yang sehat sangat penting melalui pembiayaan kesehatan yang kuat,” katanya.
Staf Ahli Bidang Pembangunan Berkelanjutan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Agus Suprapto, menyoroti bahwa BPJS Kesehatan telah berhasil menghadapi berbagai tantangan dan menjadi pengalaman berharga dalam menjaga keberlangsungan jaminan kesehatan di Indonesia. Ia menegaskan pentingnya peran BPJS Kesehatan dalam membantu penanganan kemiskinan ekstrem saat ini.
Dengan berbagai inovasi responsif, BPJS Kesehatan telah menghadirkan kemajuan dan kesuksesan dalam jaminan kesehatan di Indonesia, namun tantangan terus ada. Selama satu dekade terakhir, tuntutan masyarakat terhadap kualitas layanan Program JKN semakin meningkat. Namun, BPJS Kesehatan bersama dengan pihak terkait terus melakukan perbaikan dan inovasi untuk meningkatkan kualitas layanan dari berbagai sisi.
“Jaminan kesehatan di Indonesia makin maju dan sukses, tinggal bagaimana kemiskinan ekstrem menjadi tantangan pemerintah saat ini dan BPJS Kesehatan memiliki andil dalam upaya penanganannya,” ucapnya. (*/Red)