25.6 C
Manokwari
Senin, Juni 23, 2025
25.6 C
Manokwari
More

    Balitbangda: Pasar Rumput Laut Wondama Sudah Terbuka

    Published on

    Manokwari,Linkpapuabarat.com-Kepala Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Papua Barat, Charlie Heatubun mengatakan bahwa pasar rumput laut Teluk Wondama sudah terbuka.

    Dia berharap hasil panen di daerah tersebut terus digenjot dengan mengoptimalkan peran petani serta luas wilayah perairan yang tersedia.

    “Wilayah perairan Teluk Wondama masih sangat luas. Jika dioptimalkan kita bisa meningkatkan panen petani hingga 100 kali lipat,” kata Charlie, Senin (2/11).

    Menurutnya kondisi iklim Indonesia termasuk Teluk Wondama sangat mendukung. Penanaman dan panen bisa dilakukan sepanjang tahun.

    Baca juga:  Jakarta Bahas Otsus dan Pemekaran, MRPB : Kita Ingin Peningkatan SDM

    “Kita berada di wilayah Khatulistiwa dengan iklim tropis. Sepanjang tahun petani bisa tanam dan panen. Apalagi masa untuk panen rumput laut ini cuma 45 hari,” katanya lagi.

    Pada Selasa pekan lalu 20 ton hasil panen rumput laut petani asli Papua di Teluk Wondama dikirim ke Surabaya. Saat ini rumput laut baru dikembangkan di sejumlah kampung yang tersebar di tiga distrik/kecamatan yakni Roon, Roswar serta Rumberpon.

    Charlie berharap masyarakat pesisir di distrik lain juga mulai membudidayakan tanaman tersebut. Saat ini produksi rumput laut di daerah tersebut masih sangat kecil, sedangkan pasar sudah terbuka lebar.

    Baca juga:  BPKP Papua Barat Wanti-wanti Kepala Daerah Hindari In-efisiensi yang Bisa Rugikan Negara

    “Kendala kita ada pada petani, belum banyak masyarakat di sana yang membudidayakan rumput laut. Mudah-mudahan setelah melihat hasilnya, yang lain tergiur dan mau memulai,” ucap Charlie lagi.

    Secara keseluruhan, kata dia, produksi petani di tiga distrik ini baru berada pada kisaran 10 hingga 20 ton perpanen. Dengan luas wilayah perairan di Teluk Wondama produksi bisa ditingkatkan setidaknya mencapai 200 ton.

    Baca juga:  Paulus Waterpauw Sebut Sosok-sosok Penting di Balik Lahirnya Papua Barat 24 Tahun Silam

    Disisi lain, lanjut Heatubun, transportasi masih kendala dan membutuhkan perhatian serius dari sejumlah pemangku kepentingan.

    “Mengingat jalur distribusi sangat berpengaruh terhadap pemberlakuan harga ditingkat petani. Biaya operasionalnya imbasnya, harga di petani tertekan,” katanya.

    “Petani mendapat harga beli Rp 6 perkilo gram, sedangkan harga jual di Surabaya Rp 18 ribu. Ada kesenjangan cukup jauh karena pembeli harus menanggung seluruh biaya operasional,” sebut Charlie menambahkan. (LPB1/red)

    Latest articles

    Semarak Hari Bhayangkara ke-79, Polda Kalteng Buka Layanan Kepolisian Gratis di...

    0
    PALANGKARAYA, Linkpapua.com- Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar sejumlah pelayanan kepolisian, hingga bakti kesehatan secara gratis untuk masyarakat yang dirangkaikan dalam kegiatan Car Free Day...

    More like this

    Polda Papua Barat Gelar Jalan Santai Sambut Hari Bhayangkara ke-79

    MANOKWARI, Linkpapua.com-Dalam rangka memperingati Hari Bhayangkara ke-79 yang jatuh pada 1 Juli 2025, Kepolisian...

    Eksploitasi Tambang: Antara Manfaat Ekonomi dan Dampak Lingkungan di Papua dan Maluku Utara

    PAPUA dan Maluku Utara, dua wilayah yang dikenal kaya akan sumber daya mineral, kini...

    Kapolresta Manokwari Penghargaan Pelayanan Prima dari Kapolri

    MANOKWARI, Linkpapua.com-Kapolresta Manokwari Kombes Pol Ongky Isgunawan, S.I.K. menerima langsung Piagam Penghargaan Pelayanan Publik...