MANOKWARI, linkpapua.com– Pj Gubernur Papua Barat Ali Baham Temongmere mendampingi Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi berkunjung ke Kampung Prafi Mulya, Manokwari, Sabtu (2/12/2023). Di kesempatan itu, Ali Baham menyampaikan sederet persoalan yang masih dialami masyarakat Papua Barat.
Di antaranya kata dia, bagaimana mengembalikan kedaulatan pangan lokal serta masih banyaknya lahan tidur.
Selanjutnya Ali Baham juga menyampaikan bagaimana Papua Barat menjadi rumah bagi suku-suku di Tanah Air. Semua persoalan ini harus dijawab pemerintah daerah.
“Dan tentu kami membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat. Tadi Pak Wamentan sudah menyampaikan banyak hal. Dan saya kira itu sudah terjawab 80-90 persen,” terang Ali Baham.
Menurut Ali Baham, Wamentan sudah melihat pasar sebagai hilir. Sekarang bertemu di hulunya dan aspirasi sudah dipaparkan.
“Secara teknis nanti kami akan tindak lanjuti dengan bupati, baik di Manokwari, secara adat maupun secara nasional,” ujar Ali Baham.
Dirinya melaporkan bahwa masyarakat majemuk Papua Barat memiliki filosofi rumah kaki seribu. Di mana masyarakat adat Arfak bisa menerima berbagai suku yang ada di Papua Barat. Dan mereka senantiasa hidup rukun.
“Itu menjadi modal besar bagi Papua Barat untuk membangun,” katanya.
Selanjutnya, soal lahan tidur, Ali Baham menyebut, masih terdapat 100.000 hektare lahan tak produktif di Papua Barat. Saat ini baru sekitar 1000 hektare yang aktif ditanami padi.
“Kami berharap kepada bapak Wamen, karena kondisi wilayah Papua Barat kita tidak hanya bisa tergantung hanya kepada padi. Kami terus mendorong agar dari provinsi hingga ke kabupaten membiasakan memakan makanan lokal dimulai dari acara kantor yang wajib menyajikan makanan lokal,” paparnya.
Kata Ali Baham, dengan menyajikan makanan lokal, komoditas seperti keladi, ubi dan lain sebagainya bisa terjual habis. Ini juga akan mendorong masyarakat makin giat berkebun dan menghasilkan pangan lokal. (LP1/red)