25.3 C
Manokwari
Senin, Juni 2, 2025
25.3 C
Manokwari
More

    Kepala SMA Taruna Kasuari Nusantara Jelaskan Soal Polemik Siswa Tak Lolos Seleksi

    Published on

    MANOKWARI, LinkPapua.com – Kepala SMA Taruna Kasuari Nusantara Papua Barat, Brigjen TNI Yusuf Ragainaga, menegaskan bahwa seleksi ketat dan kelayakan asrama merupakan syarat mutlak dalam penerimaan siswa baru. Penegasan ini disampaikan menanggapi polemik sejumlah orang tua yang mempertanyakan anak-anak mereka tidak lolos seleksi masuk.

    Pernyataan itu disampaikan Yusuf dalam forum hearing bersama DPR Papua Barat (DPRPB), Rabu (28/5/2025). Dia menjelaskan proses seleksi masuk SMA Taruna sudah dilakukan secara bertahap dan transparan, mulai dari tes daerah hingga pusat.

    “Bisa masuk ke SMA Taruna itu harus melalui proses tes. Juga berpola asrama, asramanya itu harus dijamin layak. Memang gratis, itu yang mendorong orang tua dan anak-anak mau bersekolah,” ujarnya.

    Baca juga:  DPR Papua Barat Kebut 16 Raperda, Ditarget Selesai November

    Dia menguraikan, tes dilakukan dua tahap. Pertama di kabupaten sesuai rayon, dan kedua di pusat yang mencakup tes psikologi dan jasmani. Semua calon siswa wajib mengikuti kedua tahap tersebut.

    Terkait keluhan sejumlah orang tua atas anak-anak mereka yang tidak lolos, Yusuf menyebut pihaknya telah memberikan ruang alternatif. Namun, tidak semua keluhan disertai kesiapan menggantikan siswa yang telah lulus.

    Baca juga:  8 Tahun Mengabdi di Pedalaman, Guru Kontrak di Bintuni Dicoret Pemda

    “Soal keluhan ortu akan anaknya yang tidak lulus dalam tes penerimaan calon siswa SMA Taruna, saya meminta kepada pihak orang tua agar menyampaikan langsung kepada mereka yang lulus, mau tidak posisinya digantikan. Tapi, ini tidak dilakukan. Saya ambil kebijakan bagi yang tidak lulus tadi, saya tes lagi. Seperti yang disampaikan oleh Kepala Dinas (Pendidikan Papua Barat), mohon maaf, baca-tulisnya tidak bisa,” katanya.

    Selain kualitas siswa, keterbatasan daya tampung asrama juga menjadi alasan utama dalam seleksi. Menurut Yusuf, satu kamar yang idealnya diisi empat siswa kini sudah menampung delapan siswa.

    Baca juga:  DPR PB Minta Pusat Hentikan Transmigrasi Nasional: Picu Ketimpangan Sosial

    “Ini tidak manusiawi, kalau kita paksakan lagi mau bagaimana,” ucapnya.

    Dia menambahkan, modul seleksi diadaptasi dari SMA Taruna Magelang, tetapi disesuaikan dengan kondisi lokal di Papua Barat. Adapun dalam psikotes, ada indikator khusus yang digunakan, seperti kebiasaan merokok, tingkat kedisiplinan, hingga motivasi bersekolah.

    “Item-item ini yang dijadikan dasar juga sehingga ada yang jatuh di psikotes. Itu bisa dipertanggungjawabkan. Sekolah unggulan itu harus lewat tes,” paparnya. (LP14/red)

     

    Latest articles

    Markus Waran Mulai Ancang-Ancang Maju di Pilgub Papua Barat 2030

    0
    MANOKWARI, LinkPapua.com - Mantan Bupati Manokwari Selatan (Mansel), Markus Waran, mulai mengambil langkah-langkah awal untuk bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Papua Barat 2030. Secara terbuka,...

    More like this

    Markus Waran Mulai Ancang-Ancang Maju di Pilgub Papua Barat 2030

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Mantan Bupati Manokwari Selatan (Mansel), Markus Waran, mulai mengambil langkah-langkah awal...

    Libur Panjang, Direktorat Polairud Polda Papua Barat Tingkatkan Keamanan di Pantai Wisata

    MANOKWARI, Linkpapua.com-Direktorat Polairud Polda Papua Barat, melakukan pengamanan dilokasi obyek wisata pantai pasir putih,Minggu...

    Wabup Joko Lingara Pasang Umbul-Umbul Pakai Sandal Jepit, Ajak Warga Meriahkan HUT Bintuni

    TELUK BINTUNI, LinkPapua.com – Wakil Bupati (wabup) Teluk Bintuni, Joko Lingara, tampil sederhana dengan...