24.5 C
Manokwari
Sabtu, Mei 10, 2025
24.5 C
Manokwari
More

    DPD RI Dukung Pengalihan Status Hutan Lindung Atasi Tambang Ilegal di Papua Barat

    Published on

    MANOKWARI, LinkPapua.com – Komite II Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI mendorong solusi konkret untuk mengatasi maraknya tambang ilegal di Papua Barat, salah satunya melalui pengalihan status kawasan hutan lindung menjadi hutan produksi.

    Langkah ini dinilai penting agar pemerintah daerah dapat melegalkan aktivitas pertambangan rakyat yang telah berlangsung bertahun-tahun secara tidak resmi.

    Ketua Komite II DPD RI, Angelius Wake Kako, mengatakan penertiban tambang ilegal di Papua Barat membutuhkan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan serta adanya kebijakan yang memberi ruang legal bagi pertambangan rakyat.

    Baca juga:  Ikatan Keluarga Besar Teluk Elpaputih Gelar Syukuran Natal, Hidup Bersama Keluarga Allah

    “Di Papua ini ada Otonomi Khusus (otsus) sehingga beri kesempatan pada daerah agar bisa mengeluarkan izin untuk pertambangan rakyat. Itu bisa dikasih, jangan dibiarkan lihat, sehingga menimbulkan masalah,” ujarnya kepada wartawan di Manokwari, Kamis (8/5/2025).

    Angelius menyarankan agar tambang yang berada di kawasan hutan lindung dapat difasilitasi dengan perubahan status menjadi hutan produksi. Dengan begitu, legalitas perizinan pertambangan dapat dikeluarkan secara resmi.

    “Lokasi tempat kegiatan penambangan ini, kan, dalam hutan lindung, maka tinggal diubah saja statusnya menjadi hutan produksi sehingga dapat dikeluarkan perizinan kegiatan penambangan,” katanya.

    Baca juga:  SMP N 3 Manokwari Sambut baik Program Makan Siang Bergizi

    Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Papua Barat, Jimmy Walter Susanto, menjelaskan sebagian besar lokasi penambangan ilegal saat ini berada di dalam cagar alam kawasan hutan lindung. Kata dia, menurut regulasi tidak diperkenankan untuk kegiatan tambang terbuka.

    “Dalam hutan lindung bisa diberikan perizinan kegiatan penambangan, tapi dengan pola penambangan secara tertutup. Pola penambangan secara tertutup sering digunakan oleh kelompok migas, sementara untuk minerba tidak bisa dilakukan tertutup karena harus membuka kawasan dan kegiatan penambangan lainnya,” terangnya.

    Baca juga:  Y20 Resmi Dimulai, Nataniel: Terima Kasih Telah Percayakan Papua Barat

    Dia menegaskan penambangan terbuka hanya dapat dilakukan di kawasan hutan produksi, dengan izin persetujuan penggunaan kawasan hutan (PPKH). Oleh sebab itu, pemerintah provinsi mendukung pengalihan status kawasan sebagai bagian dari upaya meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

    “Selama ini kewenangan di provinsi dalam penambangan ideal hanya maksimal lima hektare. Dengan adanya revisi mengenai Undang-Undang Kehutanan (UU Nomor 41 Tahun 1999), masyarakat hukum adat dan pemerintah daerah akan lebih leluasa dalam membuat program sesuai dengan fungsinya,” ucapnya. (LP14/red)

    Latest articles

    Sembilan Tahun Beruntun, SKK Migas Kembali Kantongi Opini WTP

    0
    JAKARTA, LinkPapua.com – SKK Migas kembali mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas laporan keuangan tahun 2024. Ini menjadi tahun...

    More like this

    Sembilan Tahun Beruntun, SKK Migas Kembali Kantongi Opini WTP

    JAKARTA, LinkPapua.com – SKK Migas kembali mencatatkan prestasi gemilang dengan meraih opini Wajar Tanpa...

    Bupati Manokwari Tambah 6 Tenaga Ahli untuk Mendukung Pemerintahannya

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Bupati Manokwari Hermus Indou kembali menambah Tenaga (TA) untuk mendukung pemerintahannya bersama...

    Polri Tuntaskan Kasus Premanisme Lewat Operasi Serentak Untuk Jamin Keamanan dan Iklim Investasi

    JAKARTA, Linkpapua.com– Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mencatat telah menyelesaikan 3.326 perkara selama pelaksanaan...