Penulis: Leon Agusta (Dosen pada Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Papua).
A. Pendahuluan
Kemajuan zaman adalah sebuah keniscayaan yang tidak akan bisa ditolak atau dihindari oleh setiap bangsa di dunia. Perubahan yang membawa kepada peningkatan kualitas hidup dan eksistensi kehidupan umat manusia menjadi tujuan yang menjadi kesepakatan tidak tertulis dalam perikehidupan berbangsa dan bernegara.
Persaingan dalam skala lokal sampai dengan skala global dalam berbagai aspek kehidupan telah menjadi suatu hal yang lumrah karena di dalamnya terdapat proses mengasah kemampuan atau keahlian dan strategi untuk menjadi yang terbaik.
Mengapa persaingan menjadi tema utama kemajuan zaman? Karena dalam persainganlah tercipta pengalaman dan kualitas yang teruji serta menghasilkan strata yang menjadi acuan dalam membuka akses yang lebih luas terhadap pengakuan dan kesejahteraan yang selalu menjadi idaman umat manusia sepanjang zaman.
Dalam konteks yang lebih sempit, Papua adalah bagian dari percaturan dunia yang tentunya tidak terlepas dari kemajuan dan persaingan zaman. Dengan konsep pembangunan yang lebih berterima oleh masyarakat Papua, maka isu perkembangan dan keterlibatan generasi muda Papua dapat semakin nyata. “Pembangunan berparadigma baru dengan orientasi pada pemenuhan hak dasar rakyat Papua di bidang pendidikan, kesehatan, dan pelayanan publik” (Pamungkas & Rusdiarti, 2017: 3).
Dalam hal ini peran generasi muda Papua menjadi sentral sebagai mitra dan pelaku pembangunan dan tentunya pembawa perubahan bagi Tanah Papua.
Dalam kaitannya dengan peningkatan sumberdaya manusiamaka sangat dibutuhkan pendidikan serta pelatihan yang terstruktur dan terukur sehingga hasil dari proses pembelajaran, terutama bagi generasi terkini atau kaum milenial dapat berlangsung secara berkesinambungan dan memberikan dampak yang positif kepada banyak pihak.
Dalam dunia yang berubah secara cepat tentu dibutuhkan sumber daya manusia yang cakap dan siap menghadapi serta beradaptasi dengan cepat dalam kondisi dan situasi yang ada di depan mata. Kecepatan serta ketepatan dalam persaingan dunia menunjukkan kualitas dan peningkatan ilmu pengetahuan dan skill yang nyata dalam kehidupan suatu bangsa, sehingga pola pikir dan pola tindak yang berfokus kepada tujuan berbangsa dan bernegara tanpa kehilangan kekhasan dan identitasnya. “Identitas merupakan hal yang penting karena menyangkut pemahaman tentang diri sendiri” (Kocu, 2023: 17).
Kondisi yang cukup mengkhawatirkan sudah dan sedang melanda generasi muda Papua dalam rangkaian pergantian generasi yang terus berlanjut sementara pemahaman identitas dan tanggung jawab pribadi dan sosial masih terus menjadi tantangan dan ancaman yang nyata serta berdampak signifikan dalam semua aspek kehidupan, baik saat ini, maupun di masa depan.
Generasi muda Indonesia khususnya Papua, dewasa ini tidak dapat melepaskan diri dari pengaruh dunia terutama akibat dari kemajuan teknologi informasi yang sudah merambah ke hampir semua aspek kehidupan manusia.
Kenyataan yang tdak dapat dipungkiri bahwa sekat antara ruang publik yang selama ini disebut sebagai lokal, regional, nasional, dan global menjadi semakin kabur akibat derasnya arus revolusi teknologi informasi secara khusus dalam platform- platform aplikasi digital bernamamedia sosial.
Sesuatu yang 15- 20 tahun sulit dibayangkan dapat terjadi bahkan dengan cepat mengalami perkembangan dan perubahan akibat interaksi manusia yang semakin luas dan seolah menembus berbagi batas ruang dan waktu.
Aspek ruang waktu kewilayahan di Indonesia yang semakin sempit dan dekat dalam konteks komunikasi digital menjadi suatu tantangan dan sekaligus sebagai peluang bagi generasi muda untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi tersebut semaksimal dalam mempermudah dan dan atau menyederhanakan aktifitas dan penggunaan alat komunikasi demi tujuan- tujuan yang baik bagi kehidupan individu maupun sosial.
Untuk itu dibutuhkan pemahaman dan pengusaan teknoloi informasi yang baik dan beradab. “Literasi teknologi yaitu kemampuan yang terdiri dari aspek ilmu pengetahuan, keterampilan seseorang dalam berpikir kritis serta pembuatan suatu keputusan di dalam usaha pemnafaatan teknologi atau inoveasi hasil karya manusia secara efektif …” (Wulan et.al, 2022: 5).
Pengaruh budaya teknologi digital juga semakin terasa di Papua sebagai bagian dari Indonesia, dan tentunya juga memiliki peran dan pengaruh yang cukup signifikan terhadappola pikir dan pola tindak generasi mudanya.
Dalam kenyataannya, saat ini nyaris tidak terlihat lagi batas ruang dan waktu terkait isu- isu sosial bermuatan lokal, nasional, maupun global dalam kehidupan masyarakat Papua terutama generasi muda. Bahkan dengan mudahnya pengaruh- pengaruh positif maupun negatif masuk dan mengubah sedikit banyak pola pikir dan pola tindak generasi Papua, baik dalam kehidupan sebagai anggota keluarga maupun dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Perubahan- perubahan atas nama kemajuan zaman dan kebutuhan pengakuan dalam pergaulan modern bahkan post- modern menjadi keniscayaan yang tak terelakkan lagi.
Di masa sekarang ini nyaris setiap hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial manusia seolah dapat menjadi konsumsi publik akibat semakin terbukanya ruang- ruang privasi yang terekspos melalui berbagai platform media sosial yang menyediakan layanan terhadap salah satu kebutuhan dasar manusia, yaitu pengakuan dari orang lain.
Demikian juga halnya dengan perikehidupan manusia di Papua secara umum. Kemajuan informasi dan teknologi sudah menjadi santapan sehari- hari masyarakat dan memberi dampak yang variatif dan dinamis. Di satu sisi ada dampak positif yang memberikan keuntungan baik secara sosial dan juga finansial kepada para penggunanya, namun di sisi lain juga ada potensi dampak negatif yang muncul dari kurangnya pemahaman dan atau penyalahgunaan media sosial.
Masalah- masalah primordial di Tanah Papua terutama yang berkaitan dengan isu- isu kemasyarakatan baik itu persoalan agraria, hak asasi manusia maupun sektor- sektor ekonomi serta politik lokal maupun nasional sering menjadi topik- topik yang dapat berujung hal- hal positif maupun negatif ketika disebarkan melalui platform media sosial.
Respon yang beragam dari masyarakat sering didasari kepada latar belakang maupun warisan pola pikir dan doktrinasi yang berasalah dari pemahaman tentang kebudayaan yang berbeda maupun tingkat ekonomi serta pendidikan yang tidak sama adalah hal yang lumrah terjadi pada suatu masyarakat yang sedang berkembang pesat seperti Tanah Papua.
Generasi muda Papua memiliki peran dan kewajiban yang sangat strategis dalam mempertahankan serta melestarikan identitas kebudayaan dan memberikan corak yang khas kepada perikehidupan modern di Tanah Papua. “Kaum muda memiliki potensi dan peran yang signifikan untuk masa depan Papua” (Elisabeth, 2021: 25).
Tentunya bukan tugas yang mudah, namun tetap memiliki nilai- nilai kehidupan yang sangat layak diemban dan dimasukkan dalam pola kehidupan dan perencanaan masa depan. Peran strategis ini tentunya menjadi tantangan sekaligus peluang yang harus senantiasa melekat dan menjadi bagian tidak terpisahkan dari kehidupan generasi muda Papua. Kesadaran dan tanggung jawab yang semestinya terlahir secara alamiah dalam diri generasi muda adalah buah dari proses yang membutuhkan waktu dan pengorbanan karena melibatkan banyak faktor. Keluarga, lingkungan pergaulan, pendidikan, keagamaan, budaya, dan informasi teknologi adalah faktor- faktor yang sangat berperan dalam pembentukan karakter dan identitas generasi muda, termasuk generasi muda Papua tentunya.
Bukan tugas yang mudah bagi semua pihak untuk menggugah kesadaran dan tanggung jawab tersebut, namun bukan pula hal yang mustahil untuk dilakukan sebagai langkah awal demi tujuan mulia yaitu terjaganya eksistensi kePapuaan dalam diri generasi muda Papau sebagai bekal dalam menghadapi kemajuan dan persaingan zaman yang semakin melewati batas- batas asal usul dan wilayah.
Sebagai kesimpulan dibutuhkan langkah- langkah kongkrituntuk menjawab persoalan- persoalan yang telah diuraikan di atas. Perlu dilakukan beberapa hal yang secara langsung akanberdampak pada peningkatan kesadaran dan tanggung jawab generasi muda Papua dalam kemajuan zaman.
Hal pertama adalah peran orang tua yang harus berani mendisiplinkan di samping memberikan kebebasan berkespresi kepada anak- anaknya dalam pola kehidupan yang tertib, teratur, dan bermakna, baik itu dalam aktifitas rumah tangga, pendidikan, lingkungan, keagaamaan, dan pergaulan yang lebih luas terutama dalam konteks informasi dan teknologi digital yang semakin maju.
Hal kedua adalah peran sektor pendidikan. Pendidik juga harus memiliki kemampuan pendekatan personal di samping tugas utama mengajar kepada para siswa atau mahasiswa. Hal ini penting agar kemampuan dan bakat dari peserta didik dapat dimaksimalkan karena dapat lebih mengekspresikan diri dengan baik dan terarah menuju kepada cita- cita dan harapan masa depan mereka.
Hal ketiga adalah peran pemuka agama yang secara konsisten tidak hanya mengajarkan prinsip- prinsip kebenaran kitab suci, namun juga meneladankan hidup yang benar itu sendiri sehingga dapat menjadi panutan.
Hal keempat adalah peran pemuka atau tokoh adat yang juga senantiasa melibatkan generasi muda Papua dalam kegiatan- kegiatan adat sukunya serta mewariskan pengajaran dan cara hidup yang berlandaskan kearifan lokal yang dianut oleh adat suku tersebut.
Hal kelima dan tentunya yang paling penting adalah semangat serta kesediaan para generasi muda Papua untuk serius dan tekun belajar serta meneladani hal- hal yang baik dan benar dari lingkungannya. “Generasi muda (Papua) berperan sangat penting untuk mengambil inisiatif perubahan dan memberikan inspirasi di tengah banyaknya keterbatasan” (Suryawan, 2022: 91).
Dengan demikian kesadaran akan identitas dan tanggung jawabnya semakin besar serta dapat ditularkan kepada generasi selanjutnya. Sekian.
Aritonang, Buha. (2020). Penggunaan Bahasa Daerah Generasi Muda Provinsi Maluku Utara dan Papua Barat. Ranah: Jurnal Kajian Bahasa, Vol. 9, No. 2, Desember 2020.
Awoitauw, Mathius. (2020). Kembali ke kampung adat: Meniti jalan perubahan di Tanah Papua. KPG: Jakarta.
Biswas, Mitrajit. (2024). The three shades from the past to the present Indonesian version. Ukiyoto Publishing: Kolkata.
Elisabeth, Adriana. (2020). Mosaik Cenderawasih: Pembangunan dan kesejahteraan di Tanah Papua. Yayasan Pustaka Obor: Jakarta.
Kocu, Johny, R. (2023). ‘Kitong bakalai sendiri’: Politik identitas di Papua. Jejak Pustaka: Yogyakarta.
Rusdiarti, Riella, S. & Pamungkas, Cahyo. (2017). Updating Papua road map: Proses perdamaian, politik kaum muda dan diaspora Papua. Yayasan Pustaka Obor: Jakarta.
Setiadi, Elly, M. & Ramdani, Alif, M. (2021). Pendidikan dalam perspektif Post-modernisme. Kencana: Jakarta.
Subagja, I, Nyoman. (2021). Pola asuh orang tua: Faktor, implikasi terhadap perkembangan karakter anak. Nilacakra: Bali.
Suryawan, I, Ngurah. (2022). Hidup Papua suatu misteri. Basabasi: Yogyakarta.
Wulan, Ayu, N., Dianti, Irza, R., Anas, Dwi J., Ilmi, Fadhilah M., Supri, Baity N.K. (2022) Literasi teknologi di era disrupsi: Catatan kritis mahasiswa. Alinea Media Dipantara: Semarang. (*)