Manokwari,Linkpapuabarat.com-Pemeriksaan kesehatan secara rutin bisa menjadi salah satu upaya untuk mencegah risiko buruk akibat terpapar COVID-19.
“Banyak masyarakat yang tidak tau
status kesehatanya, karena jarang bahkan tidak pernah melakukan pemeriksaan kesehatan secara lengkap,” kata Direktur Rumah Sakit Umum Provinsi Papua Barat, Arnoldus Tiniap, Rabu (18/11).
Juru bicara Satgas penanganan COVID-19 Papua Barat ini mengungkapkan bahwa sebagian besar pasien COVID-19 yang meninggal di daerah ini memiliki penyakit penyerta.
Selain itu, dari sekian pasien COVID-19 yang selama ini ditangani, penyakit penyerta sangat berpengaruh terhadap perkembangan virus dalam tubuh pasien.
Dengan kontrol kesehatan lengkap, katanya, masyarakat akan tahu status kesehatannya. Selanjutnya bisa melakukan upaya, jika ada bibit penyakit kronis dapat segera dicegah agar tidak memburuk.
“Dan sebaiknya itu rutin dilakukan minimal setahun sekali. Misalnya penyakit gula, kalau gula kita tinggi dalam tubuh virus akan cepat berkembang. Maka kita harus rutin periksa darah supaya tahu dan bisa dikontrol agar normal,” katanya lagi.
Ia pun berharap Dinas Kesehatan di seluruh daerah kembali menggencarkan gerakan hidup sehat. Hal ini sebagai upaya untuk mengajak masyarakat agar bisa meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.
Ia bersyukur angka kematian pada kasus COVID-19 di Papua Barat cukup rendah dibandingkan daerah lain di Indonesia.
Secara akumulatif jumlah warga yang terpapar COVID-19 Papua Barat saat ini tercatat sebanyak 4672 orang. Dari jumlah tersebut, 4116 berhasil sembuh dan 72 orang meninggal dunia.
Saat ini masih ada 484 pasien COVID-18 yang dirawat. Angka kematian pada kasus COVID-19 di Papua Barat 1,5 persen dan angka kesembuhan 88,1 persen.(LPB1/red)