MANOKWARI, LinkPapua.com – Markus Fatem, aktivis dari BMP21 Papua Barat, mengemukakan pandangan tajam terkait serentetan insiden penembakan liar terhadap hewan-hewan konservasi tanpa melalui prosedur resmi penggunaan senjata api di wilayah konservasi.
Menurutnya, tindakan ini tidak hanya keliru, tetapi juga mengandung dimensi hukum yang sangat serius. Fatem bahkan berani menyebutkan tindakan semacam ini sebenarnya dapat dikategorikan sebagai perbuatan terorisme di tanah Papua.
“Tembak hewan konservasi, seperti rusa, burung cenderawasih tanpa izin administrasi operasional itu termasuk tindakan terorisme. Sebab, mengancam kehidupan makhluk hidup,” kata Fatem dalam rilis yang diterima LinkPapua.com, Rabu (16/8/2023).
Markus pun mendorong Pemprov Papua Barat untuk segera menertibkan peredaran senjata api ilegal. Langkah ini diharapkan dapat diwujudkan melalui penerbitan Perdasi dan Perdasus yang berkaitan dengan perlindungan hewan dan kawasan konservasi di Papua Barat.
“Konservasi itu sangat penting untuk kehidupan berkelanjutan dalam proses-proses kehidupan makhluk hidup. Untuk itu sampai saat ini saya terus memantau keberadaan hewan endemik khas Papua di kawasan Taman Konservasi Alam Papua Barat,” ujarnya.
Markus mengingatkan ini adalah tanggung jawab bersama untuk menjaga kelestarian alam. Namun, hingga saat ini, belum ada langkah konkret dari Pemprov Papua Barat, MRP Papua Barat, atau DPR Papua Barat dalam mengeluarkan kebijakan yang jelas terkait perlindungan hewan dan kawasan konservasi.
“Katanya Papua adalah provinsi penghasil hewan langka di dunia, maka kita harus jaga. Jangan label provinsi konservasi yang sudah bergema di dunia internasional itu hanya menjadi slogan biasa dan menjadi lahan korupsi bagi kepentingan para elite koruptor semata,” kata Fatem yang juga Ketua KKP Yayasan Konservasi Alam Papua Barat.
Fatem menjelaskan upaya utama dalam bidang konservasi saat ini adalah melindungi dan memelihara hutan alam serta spesies hewan langka yang merupakan ciri khas asli Papua. Dalam satu dekade terakhir, banyak spesies endemik ini terancam punah akibat aktivitas manusia, terutama pemburuan.
“Pokok kerja konservasi adalah perlindungan, pemanfaatan, dan pengawetan terhadap hutan alam dan hewan-hewan langka yang bersifat endemik, salah satunya rusa dan burung cenderawasih yang terancam punah. Nah, semua ini terjadi akibat manusia yang terus saja memburu dan membunuhnya tanpa menghormati hak asasi atas kehidupan makhluk hidup,” ucapnya. (*/Red)