26.4 C
Manokwari
Selasa, Mei 14, 2024
26.4 C
Manokwari
More

    Penanganan Stunting di Teluk Bintuni Belum Optimal, Perlu Kerja Sama OPD

    Published on

    TELUK BINTUNI, LinkPapua.com – Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Teluk Bintuni, Franky Mobilala, mengungkapkan penanganan stunting di Teluk Bintuni belum optimal karena masih banyak organisasi perangkat daerah (OPD) terkait yang belum terlibat secara langsung.

    Padahal, kata Franky, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Teluk Bintuni menargetkan penurunan angka stunting menjadi 14 persen pada 2024 nanti. Makanya, untuk mencapai target itu diperlukan kerja sama yang baik antara Dinas Kesehatan dan OPD terkait.

    Baca juga:  Pemkab Teluk Bintuni Gandeng STIH Caritas Papua Susun Raperda

    “Dibandingkan dengan Provinsi Papua Barat, Kabupaten Teluk Bintuni memiliki angka stunting yang masih terendah, yakni 22 persen dari 27 persen. Hal ini menunjukkan adanya penurunan angka stunting di Bintuni,” ujar Franky saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (12/7/2023).

    Franky juga menyebutkan sebelum penanganan stunting dilakukan, Dinas Kesehatan telah melakukan tindakan gizi dengan menempatkan petugas gizi di setiap puskesmas di Teluk Bintuni.

    Beberapa hari yang lalu, penanganan stunting telah dilakukan langsung kepada masyarakat di Tahiti, dengan didirikannya posyandu.

    Baca juga:  Bupati Kasihiw: Perilaku Koruptif Masih Terjadi, Harus Dicegah Bersama

    “Saya, bersama Ibu Ketua Dharma Wanita, Dinas Kesehatan, menjadi bapak asuh bagi enam anak yang mengalami stunting di Tahiti,” ungkap Franky.

    Ia pun berharap agar semua pimpinan OPD dapat berperan aktif dalam menurunkan angka stunting di Teluk Bintuni. Ia telah memerintahkan Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat (Kesmas) untuk menangani stunting yang belum terjadi melalui program 1.000 hari kerja atau 1.000 hari sebelum kelahiran.

    Baca juga:  Temu Raya IV PAM GKI, Bupati Teluk Bintuni Serukan Pemuda sebagai Pilar Pembangunan

    “Program ini mencakup masa sebelum menikah, masa setelah menikah, hingga masa kehamilan satu bulan. Kami akan mengawal setiap tahap dan memastikan gizi tercukupi serta menjalani pola hidup yang sehat,” ucapnya.

    Franky menjelaskan langkah-langkah tersebut dilakukan guna menurunkan angka stunting dan mencegah terjadinya kasus stunting.

    “Seluruh puskesmas telah mendapatkan perintah untuk melakukan pengawalan sejak awal kehamilan, dari bulan nol harus diawasi,” terangnya. (LP5/Red)

    Latest articles

    Ketua REI PB-PBD: Perkembangan Perumahan Menjanjikan, Permintaan Meningkat

    0
    MANOKWARI,LinkPapua.com - Ketua DPD REI Papua Barat dan Papua Barat Daya (PB-PBD), Julius Lois, menyatakan perkembangan perumahan di Papua Barat saat ini jauh lebih...

    More like this

    Ketua REI PB-PBD: Perkembangan Perumahan Menjanjikan, Permintaan Meningkat

    MANOKWARI,LinkPapua.com - Ketua DPD REI Papua Barat dan Papua Barat Daya (PB-PBD), Julius Lois,...

    Dinas Pendidikan Raja Ampat Klarifikasi Gaji PPPK yang Belum Terbayar

    RAJA AMPAT, LinkPapua.com - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya,...

    Pemprov Papua Barat Luncurkan Maskot Pesparawi Nasional XIV 2025

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Ppua Barat, Yacob Fonataba, mewakili Pj...