BINTUNI, Linkpapua.com – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Teluk Bintuni melakukan pembinaan pengendalian gerakan radikalisme, separatisme dan ekstremisme di Aula Kementerian Agama Tisay, Distrik Bintuni Timur, Jumat (12/5/2023). Pembinaan melibatkan kepala kampung, tokoh agama, adat hingga pelajar SMA.
Tampil sebagai narasumbur, Kasatreskrim Polres Teluk Bintuni Iptu Tomy Samuel Marbun dan Pjs Kasdim 1806 Kapten Inf Septyan Dwi N. Keduanya memberi gambaran bahaya paham radikalisme dan upaya membentengi diri dari ideologi itu.
Kabid Kewaspadaan Nasional Kesbangpol Hendry D Kapuangan menyampaikan untuk mengoptimalkan rencana aksi ini, maka butuh dukungan dan kerja sama semua pihak di tingkat nasional dan daerah. Iapun mengajak kepada semua pihak untuk mendukung TNI dan Polri dalam melakukan penindakan terhadap kelompok dan oknum yang diduga berafiliasi dengan jaringan terorisme.
“Hukum harus ditegakkan yang bersalah harus diberikan sanksi. Langkah pencegahan dan penindakan yang dilakukan oleh pemerintah, TNI dan Polri sebagai bentuk perlindungan terhadap masyarakat dari gangguan paham radikalisme dan terorisme,” katanya.
Kasatreskrim Polres Teluk Bintuni Iptu Tomy Samuel Marbun menyampaikan, upaya pencegahan dilakukan sekaligus memastikan masyarakat memiliki pondasi yang kokoh dalam menangkal radikalisme. Sebab paham yang menyimpang dari nilai-nilai Pancasila cukup mengkhawatirkan serta memiliki potensi merusak generasi bangsa.
“Selain menangkal radikalisme, Kapolres Teluk Bintuni beserta jajaran juga fokus mengantisipasi gerakan-gerakan yang bersifat intoleransi dan mengancam kerukunan beragama,” kata Tomi.
Menurutnya, Polri selalu hadir di tengah masyarakat. Dan proaktif dalam menjaga keamanan, ketertiban serta kenyamanan rerkusus di Kabupaten Teluk Bintuni.
“Kami juga meminta warga kalau ada masalah, jangan main hakim sendiri, segera laporkan kepada pihak berwajib supaya bisa diselesaikan,” jelas Tomi
Pjs Kasdim 1806/TB Kapten Inf Septyan Dwi N menyampaikan, sosialisasi ini adalah untuk menanamkan pemahaman bahwa radikalisme, terorisme, komunisme dan premanisme adalah musuh bersama dan merupakan ancaman yang dapat membahayakan kedaulatan negara, stabilitas nasional dan kemajemukan bangsa Indonesia.
Indonesia merupakan Negara multikultural yang sangat beranekaragam Suku, Ras, Budaya dan Agama. Pada era setelah reformasi yang terjadi di Indonesia banyak hal yang memang menjadi pemicu perpecahan dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi bahkan dalam era digital saat ini.
“Perkembangan Digital inilah yang dapat memicu adanya konflik yang dapat menyebabkan Negara Indonesia dengan mudahnya disusupi paham-paham radikal yang cepat berkembang melalui penyebaran informasi yang salah satu berita bohong dalam hal ini disebut hoax” kata septyan
Karena itu, dalam rangka menegakkan kedaulatan NKRI dan menjaga keselamatan segenap bangsa Indonesia dari segala bentuk ancaman dan menjaga keselamatan segenap bangsa Indonesia dari segala bentuk ancaman, dibutuhkan sistem pertahanan yang bersifat semesta yang melibatkan seluruh warga Negara dan sumber daya Nasional lainnya.
“Perlu diberikan penjelasan dan pemahaman kepada masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni tentang berbagai hal yang berkaitan dengan bangkitnya kembali komunisme dan radikalisme sekaligus sebagai bekal bagi masyarakat untuk menjaga ke utuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” jelas Septyan. (LP5/red)