MANOKWARI, linkpapua.com– Anggota DPR Papua Barat (DPRPB) Abdullah Gazam menerima sejumlah aspirasi saat reses di Kampung Wasai, Kabupaten Manokwari, Selasa (18/4/2023). Dalam kesempatan itu, Gazam disodori sejumlah aspirasi.
Warga di antaranya mengeluhkan kondisi infrastruktur jalan dan jembatan yang memprihatinkan. Ia juga mendapat laporan soal minimnya sarana dan prasarana pendidikan.
Gazam memulai reses pertama tahun 2023 di wilayah Manokwari, meski daerah pemilihannya Kota Sorong. Ia mengatakan, hari ini momen spesial baginya karena bisa mendengarkan langsung aspirasi warga di bulan Ramadan.
“Walaupun Manokwari ini bukan daerah pemilihan saya tapi tidak salah kemudian saya melakukan penjaringan aspirasi di sini. Paling tidak harapan mereka bisa tersampaikan lewat perjuangan di lembaga DPRPB,” kata Gazam, Selasa (18/4/2023).
“Bagaimanapun saya masih berstatus sebagai anggota DPR Papua Barat sekalipun dapil saya sudah masuk di wilayah pemekaran daerah otonom baru Provinsi Papua Barat Daya,” tegas Gazam sapaan akrabnya.
Keluhan warga soal akses jalan langsung dirasakan oleh Gazam pada saat menuju ke kampung tersebut. Meski daerah ini tidak jauh dari wilayah perkotaan, kondisi jalannya rusak parah.
“Saya turut prihatin karena sebelum mereka menyampaikan keluh kesahnya terkait dengan kondisi akses jalan yang rusak parah, saya pun sendiri pada saat melintasi jalan menuju kampung ini sudah tahu betul tentang apa yang mereka derita selama ini,” ujarnya.
Gazam menyatakan, tinjauan langsung ke lapangan ini kiranya menjadi atensi penting bagi pemerintah, baik pemerintah Kabupaten Manokwari maupun Pemerintah Provinsi Papua Barat.
“Lebih memprihatinkan lagi terlepas soal akses jalan ada satu aliran sungai yang sudah sempat memakan korban jiwa karena sejauh ini belum pernah ada pembuatan jembatan untuk dilintasi warga sehingga pada saat mereka menyeberang terseret derasnya aliran sungai,” ungkapnya.
Gazam berkomitmen aspirasi warga kampung Wasai ini akan diseriusi agar bisa dieksekusi. Selain itu, ia juga menyoroti minimnya sarana dan prasarana pendukung pendidikan di daerah tersebut.
“Saya prihatin dengan melihat kondisi sekolah yang hanya ada 3 ruang kelas diisi oleh seluruh siswa mulai dari kelas satu sampai kelas enam,” tutup Ketua Fraksi Kebangkitan Nurani DPRPB ini. (LP9/red)