SOLO, linkpapua.com – Musyawarah Nasional Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di hari kedua, Selasa (22/11/2022) diwarnai interupsi. Peserta menduga ada upaya memenangkan pihak tertentu dengan cara inprosedural.
Para peserta juga dibuat geram, atas beberapa pernyataan Ketua Dewan Pembina HIPMI Bahlil Lahadalia yang ingin mengurangi jumlah peserta peninjau. Peserta menilai ada upaya intimidasi dengan banyaknya aparat kepolisian yang berada di ruang sidang.
Protes salah satunya dilayangkan oleh Ketua Umum BPC Tambrauw Papua Barat, Hermanus Syufi. Hermanus meminta agar Dewan Pembina bersikap netral.
“Terima kasih pimpinan sidang, Bang Bahlil Adik juga alumni kota studi Jayapura sama seperti abang. Ini pertama. Kedua, HIPMI adalah milik kita bersama. Karena itu Abang dengan semua senior dalam ruangan ini saya minta dengan tegas harus netral. Tidak boleh memberikan arahan yang memihak kepada 1 orang atau oknum tertentu. Itu tidak boleh,” tegas Hermanus.
Ia mengemukakan, panitia seharusnya mensterilisasi ruangan pleno. Aparat kepolisian diminta keluar dan tidak berjaga di ruang sidang.
“Ini sudah terlalu banyak sekali kepolisian. Ini Munas HIPMI, ini bukan Munas Kepolisian, ini bukan Musyawarah Polri. Kami tidak mungkin kacau dalam ruang sidang ini. Jadi mohon untuk jaga di luar saja, ini intimidasi namanya,” tegas Hermanus.
Di Munas kali ini ada 3 calon Ketum HIPMI yang mengemuka. Mereka yakni Akbar Himawan Buchari (AHB), Anggawira dan Bagas Adhadirgha. Dewan Pembina diduga mengarahkan dukungan pada salah satu caketum.
Selain Hermanus, protes juga datang dari Wakil Ketua Umum (WKU) BPD HIPMI Papua Barat Mafa Uswanas. Maaf didampingi BPC HIPMI Kabupaten Fak-fak, Muhammad Nanang Mao melayangkan interupsi.
Keduanya mengharapkan agar Munas tetap pada koridor AD-ART. Menurutnya, semua keputusan yang diambil harus melalui musyawarah untuk mencapai mufakat sebagaimana tertuang dalam Tata Tertib Munas HIPMI ke XVII.
Ia juga menyesalkan adanya dugaan keberpihakan dari seorang Dewan Pembina HIPMI. Kata Uswanas, munas menjadi tidak kondusif karena keberpihakan.
“Kami ingin Munas kali ini bisa berjalan sesuai mekanisme. Tujuannya, agar kita bisa mendapatkan sosok pemimpin yang ideal bagi HIPMI ke depan dan membangkitkan marwah pejuang pengusaha muda yang hebat untuk Indonesia,” ucap Muhammad Nanang Mao. (*/Red)