MANOKWARI, Linkpapua.com-Rumah pastori Tiga Jemaat GKI Efrata Wosi diresmikan penggunaannya, Jumat (1/4/2022) oleh Bupati Manokwari Hermus Indou. Rumah pastori ini dibangun di atas lahan seluas 402 meter persegi.
Hermus mengatakan, pembangunan rumah pastori sebagai persembahan kepada Tuhan yang maha kuasa. Kata dia, pembangunan ini tidaklah mudah. Melalui perjuangan yang keras.
“Saya memberikan apresiasi kepada jemaat Efrata Wosi karena pembangunan rumah pastori tentu menjadi bagian dari upaya untuk menyukseskan pembangunan di Manokwari secara menyeluruh. Kita tahu bahwa Manokwari menjadi pusat peradaban orang Papua sudah waktunya harus mengalami transformasi pembangunan dalam semua aspek pembangunan termasuk pembangunan di bidang gereja,” ucap Hermus.
Ia berharap, kiranya kehadiran rumah pastori ini mampu meningkatkan kualitas pelayanan bagi hamba – hamba Tuhan di jemaat ini.
Hermus menilai, Gereja Efrata Wosi telah menunjukkan eksistensinya dengan baik untuk menyediakan sarana dan prasarana terutama rumah pastori bagi hamba Tuhan untuk bisa menyelenggarakan kegiatan – kegiatan pelayanan dalam jemaat dengan sebaik – baiknya. Pembangunan rumah pastori ini juga memiliki nilai strategis bagi semuanya karena GKI sebagai gereja yang tua dan besar di tanah papua serta melayani di tanah papua harus tetap menunjukan eksistensinya.
“Juga harus berada di garda terdepan untuk memberikan contoh bagi seluruh gereja yang ada di tanah papua,” harapnya.
Hermus mengatakan gereja adalah representasi kerajaan sorga di bumi yang harus bisa mewujudkan doa bapa kami yaitu “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga” kita harus bisa menikmati suasana sorga di bumi baru kemudian bisa menikmati yang sesungguhnya di sorga.
Hermus juga meminta gereja tidak boleh kalah dari institusi – institusi lainnya.
Gereja tidak boleh menunjukkan eksistentinya sebagai lembaga yang miskin.
“Gereja harus kaya, gereja tidak boleh mempermalukan Tuhan yang kita sembah karena dia itu tuhan yang besar tuhan yang agung luar biasa pemilik langit dan bumi, gereja wajib hukumnya menghadirkan segala sesuatu yang belum pernah ada harus bisa dihadirkan di bumi,” ucapnya.
Hermus mengaku, pemkab belum bisa maksimal dalam membantu. Karena keterbatasan anggaran yang ada pemerintah belum banyak bagi berbuat gereja.
“Pemerintah bukan satu – satunya aktor pembangunan. Gereja juga menjadi salah satu aktor pembangunan yang strategis hari ini,” imbuhnya. (LP8/red)