MANOKWARI, Linkpapua.com – Direktur Eksekutif Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari, Yan Christian Warinussy, meminta semua pihak menahan diri usai insiden penyerangan yang menewaskan seorang anggota TNI. Ia menyarankan agar insiden tidak menjadi alasan dilakukannya operasi keamanan.
“Semua pihak memang perlu untuk menahan diri. Saya menyampaikan turut berduka atas gugurnya anggota TNI Yon Zipur 20/PPA dalam baku tembak pagi tadi,” ujar Warinussy, Kamis (20/1/2022).
Menurut dia, masih terlalu dini untuk melemparkan tuduhan sumir siapa di balik penyerangan itu. Sebab, sama sekali tidak disertai adanya pengakuan atau pernyataan bertanggung jawab dari kelompok mana pun. Termasuk dari KKB.
Yang terpenting saat ini, kata Warinussy, adalah melakukan langkah penegakan hukum melalui investigasi kriminal terhadap para korban. Investigasi juga perlu dilakukan terhadap masyarakat di lokasi kejadian perkara.
“LP3BH Manokwari meminta TNI dan Polri agar menahan diri dan tidak melakukan langkah operasi keamanan yang semakin membuat rakyat Papua di wilayah Distrik Aifat dan Kabupaten Maybrat terus memilih mengungsi dan berada dalam situasi krisis sosial berkepanjangan,” ujarnya.
Warinussy mengatakan, sangat diminta perhatian Kapolda Papua Barat dan Pangdam XVIII Kasuari agar menggunakan pola pendekatan damai untuk menyelesaikan persoalan di Maybrat tanpa menggunakan senjata api yang bakal menelan korban lebih banyak.
Ia menjelaskan, kejadian yang mengenaskan ini patut disesal. Namun, perlu diinvestigasi secara profesional agar tidak meninggalkan kesan bahwa ada upaya cipta kondisi distabilitas demi melegalkan dijalankannya operasi militer yang senantiasa berimbas pada pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) di Tanah Papua, khususnya di Maybrat Provinsi Papua Barat.
“Sekali lagi silakan investigasi, tapi, jangan insiden ini menjadi alasan dilakukannya operasi militer. Itu akan semakin membuat situasi tak menentu. Dan rakyat Papua akan jadi korban,” tandasnya. (LP2/Red)