MANOKWARI, linkpapua.com-Dinas Perindakop dan UMKM Manokwari bersama PT PLN (Persero) menjaring kelompok mama Papua dan anak-anak bekas pecandu lem aibon. Mereka dijaring untuk diberi keterampilan dan diberdayakan pada industri rumah tangga.
“Mereka kita beri keterampilan kerja khususnya kemampuan dalam berusaha membuat olahan keripik sukun dan krans bunga. Juga dapat meningkatkan kemandirian untuk menambah penghasilan agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat lainnya,” ujar Plt Kadis Perindakop Manokwari Harjanto Ombesappu, Senin (1/11/2021).
Kegiatan pelatihan ini diikuti 30 orang. 20 peserta terdiri atas mama-mama Papua dan 10 peserta dari kalangan anak mantan pecandu aibon.
Kata Harjanto, untuk mama Papua diberi pelatihan pembuatan olahan keripik. Sementara 10 anak mantan pengguna lem aibon mengikuti pelatihan pembuatan krans bunga.
Pelatihan sendiri dibagi dalam 2 sesi. Yakni sesi pertama untuk pelatihan pembuatan keripik dari tanggal 1-2 November 2021. Sedangkan pelatihan pembuatan krans bunga dari tanggal 4-5 November 2021.
Wakil Bupati Manokwari Edi Budoyo dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelatihan ini akan bernilai ekonomi bagi mama Papua ke depan. Mereka sengaja diberi keterampilan mengolah Tere Keripik sukun karena kudapan ini punya potensi pasar menjanjikan.
“Ini makanan yang terbuat dari sukun yang diiris tipis kemudian digoreng sampai kering dan renyah. Ini merupakan salah satu kudapan yang paling digemari oleh berbagai kalangan,” terang Budoyo.
Budoyo mengungkapkan bahwa melihat permintaan pasar akan makanan ringan yang satu ini, maka pemerintah berinisiatif memberdayakan mama Papua.
Ada pun pelibatan anak anak dalam pembuatan krans bunga agar mereka punya bekal keterampilan. Krans bunga ini juga punya market bagus.
“Karangan bunga merupakan berbagai macam bunga yang disusun menjadi suatu bentuk yang elok. Tanda ucapan selamat untuk hiasan atau tanda turut berdukacita. Ini semua punya nilai pasar,” papar Budoyo.
Budoyo berharap kepada seluruh peserta yang akan mengikuti pelatihan agar dapat mengikuti dengan seriu. Sehingga ilmu yang diberikan oleh narasumber dapat diimplementasikan dengan baik dalam dunia usaha.
“Pentingnya pelatihan pembuatan olahan keripik sukun dan pelatihan pembuatan krans bunga secara terpadu diharapkan mampu mewujudkan Manokwari yang religius, berbudaya, berdaya saing, mandiri dan sejahtera dan bisa memberikan manfaat yang besar dan menyentuh langsung kepada masyarakat” harap Budoyo. (LP2/red)