26.3 C
Manokwari
Jumat, November 22, 2024
26.3 C
Manokwari
More

    Pernyataan Soal Tapal Batas Bintuni-Fakfak, Petrus Kasihiw Sebut Menteri Bahlil Arogan

    Published on

    BINTUNI, Linkpapua.com – Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw, menyesalkan pernyataan Menteri Investasi/Kepala BPKM, Bahlil Lahadalia, terkait tapal batas antara Kabupaten Teluk Bintuni dengan Fakfak.

    Pada Senin (27/9/2021) lalu, Bahlil memang melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Papua Barat, tepatnya di Kabupaten Fakfak. Dalam pertemuan dengan Forkopimda setempat, dia pun sempat mengomentari soal polemik perbatasan Teluk Bintuni-Fakfak.

    “Barang apa jadi, pabrik pupuk saja bisa dipindahkan apalagi batas wilayah itu,” kata Bahlil saat itu. Dia pun secara tidak langsung menyiratkan bahwa wilayah yang menjadi polemik akan jadi milik Fakfak.

    Baca juga:  Menteri Bahlil: Investasi di Papua Barat Sangat Rendah

    Atas pernyataan itu, Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw, pun angkat bicara. “Pernyataan seperti itu namanya arogan. Apalagi keluar dari mulut seorang menteri. Sebagai seorang menteri seharusnya mengerti aturan karena pernyataan seperti itu akan menimbulkan masalah di perbatasan,” kata Petrus, Jumat (1/10/2021).

    “Pernyataan pabrik pupuk saja bisa dibawa ke Fakfak, apalagi batas wilayah. Itu namanya pernyataan yang arogan dan sombong,” tegasnya.

    Petrus sangat menyayangkan seorang menteri bisa bersikap seperti itu. Seorang pejabat negara, kata dia, tidak pantas mengeluarkan pernyataan tersebut.

    Baca juga:  Hari ini Reshuffle, Hadi Ganti Mahfud, AHY jadi Menteri ATR/BPN

    “Saya protes keras pernyataan menteri yang arogan dan tidak menghargai pihak lain. Sekali lagi itu pernyataan yang tendensius yang bisa menimbulkan konflik di antara masyarakat dan pemerintah. Anda boleh bawa pabrik ke Fakfak, tetapi jangan pasok gas dari Bintuni,” ucapnya.

    “Kalau pabrik dipindahkan, tetapi kami tegaskan bahwa pemasokan gas tidak dari Bintuni. Silakan ambil dari luar. Saya mendukung pernyataan LMA (Lembaga Masyarakat Adat) tujuh suku sebagai pemilik gas dan minyak di Teluk Bintuni,” kata Petrus menekankan.

    Petrus melanjutkan, “Kalaupun ada alasan alasan teknis terkait pemindahan, tetapi tidak perlu dengan pernyataan begitu. Karena pernyataan seperti itu namanya arogan. Jangan berpikir berkuasa sehingga bisa berbuat apa saja di atas aturan yang sudah ada.”

    Baca juga:  Serahkan DPA, Bupati Kasihiw Wanti-wanti OPD Soal Anggaran: Tak Ada yang Kebal Hukum

    Begitupun mengenai pabrik, Petrus menegaskan bahwa tidak etis untuk begitu saja memindahkan ke Fakfak. “Tidak ada alasan memindahkan pabrik ke Fakfak. Kalau hanya alasan tanah, bukan berarti kami tidak mampu. Tanah merupakan masalah yang sensitif yang harus dibicarakan dengan baik. Jadi tidak ada alasan untuk dipindahkan karena sampai saat ini tanah masih negosiasi,” tuturnya. (LP5/Red)

    Latest articles

    Kapolda Papua Barat bersama Forkopimda Tinjau Lokasi Ketahanan Pangan di Fakfak

    0
    MANOKWARI, Linkpapua.com-Kapolda Papua Barat Irjen Pol. Johnny Eddizon Isir,S.I.K.,M.T.C.P. bersama PJ. Gubernur Provinsi Papua Barat beserta Forkopimda Provinsi Papua Barat melakukan peninjauan lokasi ketahanan...

    More like this

    Kapolda Papua Barat bersama Forkopimda Tinjau Lokasi Ketahanan Pangan di Fakfak

    MANOKWARI, Linkpapua.com-Kapolda Papua Barat Irjen Pol. Johnny Eddizon Isir,S.I.K.,M.T.C.P. bersama PJ. Gubernur Provinsi Papua...

    Haryono May Hadirkan Pimpinan Komisi II DPR RI dalam Kampanye HERO, Komitmen Hadirkan DOB Kota Manokwari

    MANOKWARI, Linkpapua.com- Pada kampanye akbar Hermus Indou-Mugiyono (HERO) beberapa waktu lalu, salah satu jurkam...

    Pengusulan Matret Kokop Sebagai Bupati Teluk Bintuni Segera Diajukan ke Kemendagri 

    TELUK BINTUNI,LinkPapua.com- DPRK Teluk Bintuni selesai menggelar rapat paripurna istimewa pemberhentian Bupati Teluk Bintuni...