25.7 C
Manokwari
Senin, Juni 2, 2025
25.7 C
Manokwari
More

    Pernyataan Soal Tapal Batas Bintuni-Fakfak, Petrus Kasihiw Sebut Menteri Bahlil Arogan

    Published on

    BINTUNI, Linkpapua.com – Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw, menyesalkan pernyataan Menteri Investasi/Kepala BPKM, Bahlil Lahadalia, terkait tapal batas antara Kabupaten Teluk Bintuni dengan Fakfak.

    Pada Senin (27/9/2021) lalu, Bahlil memang melakukan kunjungan kerja (kunker) ke Papua Barat, tepatnya di Kabupaten Fakfak. Dalam pertemuan dengan Forkopimda setempat, dia pun sempat mengomentari soal polemik perbatasan Teluk Bintuni-Fakfak.

    “Barang apa jadi, pabrik pupuk saja bisa dipindahkan apalagi batas wilayah itu,” kata Bahlil saat itu. Dia pun secara tidak langsung menyiratkan bahwa wilayah yang menjadi polemik akan jadi milik Fakfak.

    Baca juga:  Wabup Bintuni Sidak Rumah Bantuan di Korano Jaya: Sio ... Bagus-Bagus Ini Terbengkalai

    Atas pernyataan itu, Bupati Teluk Bintuni, Petrus Kasihiw, pun angkat bicara. “Pernyataan seperti itu namanya arogan. Apalagi keluar dari mulut seorang menteri. Sebagai seorang menteri seharusnya mengerti aturan karena pernyataan seperti itu akan menimbulkan masalah di perbatasan,” kata Petrus, Jumat (1/10/2021).

    “Pernyataan pabrik pupuk saja bisa dibawa ke Fakfak, apalagi batas wilayah. Itu namanya pernyataan yang arogan dan sombong,” tegasnya.

    Petrus sangat menyayangkan seorang menteri bisa bersikap seperti itu. Seorang pejabat negara, kata dia, tidak pantas mengeluarkan pernyataan tersebut.

    Baca juga:  Rapat bersama DPRD Manokwari dengan TAPD Bahas Pelaksanaan Pembekalan Anggota Dewan

    “Saya protes keras pernyataan menteri yang arogan dan tidak menghargai pihak lain. Sekali lagi itu pernyataan yang tendensius yang bisa menimbulkan konflik di antara masyarakat dan pemerintah. Anda boleh bawa pabrik ke Fakfak, tetapi jangan pasok gas dari Bintuni,” ucapnya.

    “Kalau pabrik dipindahkan, tetapi kami tegaskan bahwa pemasokan gas tidak dari Bintuni. Silakan ambil dari luar. Saya mendukung pernyataan LMA (Lembaga Masyarakat Adat) tujuh suku sebagai pemilik gas dan minyak di Teluk Bintuni,” kata Petrus menekankan.

    Petrus melanjutkan, “Kalaupun ada alasan alasan teknis terkait pemindahan, tetapi tidak perlu dengan pernyataan begitu. Karena pernyataan seperti itu namanya arogan. Jangan berpikir berkuasa sehingga bisa berbuat apa saja di atas aturan yang sudah ada.”

    Baca juga:  Serahkan DPA 2023, Bupati Petrus Kasihiw Beri 4 Instruksi Penting ke Kepala OPD

    Begitupun mengenai pabrik, Petrus menegaskan bahwa tidak etis untuk begitu saja memindahkan ke Fakfak. “Tidak ada alasan memindahkan pabrik ke Fakfak. Kalau hanya alasan tanah, bukan berarti kami tidak mampu. Tanah merupakan masalah yang sensitif yang harus dibicarakan dengan baik. Jadi tidak ada alasan untuk dipindahkan karena sampai saat ini tanah masih negosiasi,” tuturnya. (LP5/Red)

    Latest articles

    Markus Waran Mulai Ancang-Ancang Maju di Pilgub Papua Barat 2030

    0
    MANOKWARI, LinkPapua.com - Mantan Bupati Manokwari Selatan (Mansel), Markus Waran, mulai mengambil langkah-langkah awal untuk bertarung di Pemilihan Gubernur (Pilgub) Papua Barat 2030. Secara terbuka,...

    More like this

    Markus Waran Mulai Ancang-Ancang Maju di Pilgub Papua Barat 2030

    MANOKWARI, LinkPapua.com - Mantan Bupati Manokwari Selatan (Mansel), Markus Waran, mulai mengambil langkah-langkah awal...

    Libur Panjang, Direktorat Polairud Polda Papua Barat Tingkatkan Keamanan di Pantai Wisata

    MANOKWARI, Linkpapua.com-Direktorat Polairud Polda Papua Barat, melakukan pengamanan dilokasi obyek wisata pantai pasir putih,Minggu...

    Wabup Joko Lingara Pasang Umbul-Umbul Pakai Sandal Jepit, Ajak Warga Meriahkan HUT Bintuni

    TELUK BINTUNI, LinkPapua.com – Wakil Bupati (wabup) Teluk Bintuni, Joko Lingara, tampil sederhana dengan...