BINTUNI, Linkpapua.com- Para pengungsi Distrik Maskona Barat menyampaikan banyak unek-unek dalam pertemuan dengan Gubernur Papua Barat bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimna) di Gedung Serba Guna (GSG), Distrik Bintuni Timur, Kabupaten Teluk Bintuni, Senin (2/8/2021).
Kepala Suku Besar Moskona, Simson Orocomna, terlebih dahulu mengklarifikasi masalah yang terjadi Distrik Moskona Barat, khususnya di Kampung Meyerga. Sebenarnya, kata dia, wilayah mereka aman. Namun, ada oknum masyarakat luar yang berbuat ulah.
Masyarakat pada akhirnya mengungsi ke Teluk Bintuni, lanjut Simson, karena trauma. Sebab, dalam peristiwa yang sama sebelumnya–di lokasi lain–pernah terjadi pembunuhan.
“Akhirnya saya mengambil sikap. Masyarakat saya mengungsi ke Kota Bintuni sementara dulu dan saya meminta kepada pihak keamanan TNI-Polri untuk melihat kondisi sudah aman atau belum. Kalau sudah aman masyarakat akan segera kembali,” ucap Simson.
Simson mengungkapkan, ada kelompok-kelompok yang tidak senang dengan Teluk Bintuni yang dihuni perusahaan raksasa. “Maka saya pandang perlu di Distrik Moskona Barat ini perlu ditata dengan baik karena punya potensi alam yang luar biasa,” ujarnya.
Miktison Meven selaku tokoh masyarakat dari Distrik Moskona Barat menyampaikan, agar pemerintah maupun TNI-Polri perlu turun melihat langsung situasi dan kondisi di Distrik Moskona Barat. Hal ini untuk memahami apa yang sebenarnya yang terjadi.
“Akses dari Kota Bintuni ke Moskona Barat bisa ditembuh 4 hingga 5 jam. Kendala banjir, jalan hancur. Kondisi yang ada di Moskona Barat seperti daerah yang terisolir, padahal ini distrik dengan wilayah kota,” kata Miktison.
Dia juga berharap ada perhatian dari pemerintah daerah untuk para pemuda setempat dan masyarakat pada umumnya. “Banyak sarjana di sana, tetapi tidak ada pemberdayaan. Akhirnya mereka tinggal menganggur saja di kampung. Sehingga kita tidak tahu ada ajakan dari pihak yang kita tidak tahu. Hal itu menjadi gangguan untuk kita,” sebutnya.
“Jadi kalau ada penerimaan CPNS (calon pegawai negeri sipil) kabupaten atau provinsi karena belum ada anak Moskona yang tembus di CPNS provinsi,” ujarnya.
Demikian pula untuk Kodam XVIII/Kasuari dan Polda Papua Barat. “Kalau ada penerimaan lagi, ada tujuh suku tolong diperhatikan. Agar generasi kita menjadi simbol tujuh suku Kabupaten Teluk Bintuni. Buat bangga orang tua dan daerah,” katanya.
Mendengar hal itu, Gubernur Papua Barat, Drs. Dominggus Mandacan, menanggapi positif. “Ayo kita atur waktu sama-sama untuk duduk bicara, Bapak Bupati (Teluk Bintuni) segera memfasiltasi untuk kita duduk bersama para tokoh Moskona agar bapak bisa hadir kita bicarakan semua ini,” ucap Dominggus.
“Kita kumpulkan semua para tokoh-tokoh sembilan distrik di wilayah Moskona. Nanti kita fasilitasi semua untuk kita duduk bersama di Meyerga. Nanti saya ajak Bapak Kapolda dan Panglima untuk duduk bersama. Saya tunggu informasi waktu kapan untuk kita kumpul di Meyerga dari Bapak Bupati,” tuturnya.
Kapolda Papua Barat, Irjen Pol Dr. Tornagogo Sihombing S.I.K. M.Si., menyampaikan terkait dengan rekrutmen TNI-Polri ada empat utusan dari Moskona yang sedang menempuh pendidikan.
“Karena saya menginginkan Suku Papua menjadi anggota TNI/Polri, nanti dari empat ini sudah oke mantap, kita akan kembalikan ke daerah,” katanya.
“Ke depan tolong disiapkan anak-anak dari Moskona yang terbaik untuk mengikuti tes. Biar nanti dibimbing oleh pihak Polres dan Kodim agar bisa diandalkan,” sambungnya.
Pada kesempatan ini ada penyerahan tali asih berupa bahan pokok makanan kepada para pengungsi yang terdiri atas 29 kepala keluarga dengan 115 jiwa. (LP5/red)