MANOKWARI, Linkpapua.com- Dua tahun Papua Barat mencatat tren negatif pada pertumbuhan ekonomi akibat kontraksi. Di 2023, daerah ini menargetkan tumbuh positif di angka 5,5 persen.
Wakil Gubernur Papua Barat Mohamad Lakotani menyebutkan, pertumbuhan ekonomi di angka 5,5 persen cukup realistis. Mengingat di 2022 sektor-sektor penyangga ekonomi Papua Barat lebih bergairah.
“Laju pertumbuhan ekonomi sebesar -0,51 persen pada tahun 2021,naik sebesar -0,25 dari tahun 2020 yakni -0,76 persen dari target sasaran pada tahun 2023 sebesar 5,5 persen,” jelas Lakotani saat membuka Musrembang provinsi Selasa (26/4/2022).
Berdasarkan data, Indeks Pembangunan Manusia Papua Barat berada di angka 65,26 persen pada tahun 2021. Atau naik sebesar 0,17 dari tahun 2020. Target sasaran pada tahun 2023 sebesar 66,19 persen.
Sementara itu persentase tingkat kemiskinan sebesar 21,82 persen pada tahun 2021 naik sebesar 0,12 persen pada tahun 2020 yakni 21,70 persen.
“Target sasaran pada tahun 2023 sebesar 20,86 persen,” katanya.
Lalu rasio gini sebesar 0,374 persen pada tahun 2021 atau turun sebesar 0,008 persen dari tahun 2020 yakni 0,382 persen. Adapun target sasaran pada tahun 2023 sebesar 0,378 persen.
Tingkat pengangguran sendiri mengalami penurunan. Pada 2021 sebesar 5,84 persen. Atau turun sebesar 0,96 persen dari tahun 2020 yakni 6,80 persen. Tahun 2023 target sasaran sebesar 5,69 persen.
“Tingkat emosi GRK lahan dan kehutanan 5.344.043 TC2/tahun pada tahun 2021dan target sasaran pada tahun 2023 sebesar 3.740.830 TC2/Tahun,” terang Lakotani.
“Melalui usulan program yang berbobot dan dapat memecahkan permasalahanya yang kita hadapi bersama dari tahun ke tahun dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan,” tuturnya.(LP9/Red)