TELUK BINTUNI,LinkPapua.com – Tren angka anak putus sekolah di Teluk Bintuni relatif tinggi. Karena itu, dibutuhkan satu wadah untuk menampung mereka agar bisa mendapatkan pendidikan yang layak.
Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Kasih Rumbia Koteka menjadi salah satu wadah yang menampung anak anak putus sekolah. Lembaga ini menjadi yang pertama di Kabupaten Teluk Bintuni.
Ketua PKBM Kasih Rumbia, Yohanis Manibuy mengatakan, wadah ini lahir dari rasa kepedulian pada anak-anak Teluk Bintuni. Ia mengaku menerima amanah dari Kapolda Papua Barat untuk mengelola PKBM di bawah naungan Yayasan Kasih Rumbai Koteka.
“Ini adalah wadah bagi anak-anak maupun orang dewasa yang putus sekolah, untuk melanjutkan pendidikan non formal,” ujar Anisto sapaan Yohanis Manibuy di sela sela perayaan 1 tahun PKBM Kasih Rumbai, Jumat (27/10/2023).
Menurut Anisto, tingginya angka putus sekolah tersebut tidak boleh dipandang sebelah mata. Angka itu yang mengetuk hati nuraninya untuk memberikan perhatian lebih dan menggali akar persoalan mengapa fenomena putus sekolah masih terjadi.
“Pasalnya, pendidikan adalah hak semua orang, baik yang tinggal di kawasan pesisir maupun pegunungan. Melalui yayasan ini, saya ingin semua masyarakat Teluk Bintuni yang telah putus sekolah, bisa kembali mendapatkan pendidikan yang layak. Dari pesisir sampai gunung, semua punya hak pendidikan yang sama,” kata Anisto.
Ditambahkan Anisto, berbagai faktor eksternal maupun internal dapat menjadi penyebab anak putus sekolah. Seperti kurangnya minat anak untuk sekolah, faktor ekonomi, lingkungan, komunikasi internal keluarga hingga faktor sosial dan kesehatan.
Ia bersyukur atas inisiatif Kapolda Papua Barat bersama OPD terkait, telah memelopori lahirnya PKBM Kasih Rumbai Koteka Teluk Bintuni pada 27 Oktober 2022. PKBM ini adalah satu dari lima PKBM yang bernaung di bawah payung Yayasan Kasih Rumbai Koteka Papua Barat.
Di usianya yang genap 1 tahun, PKBM Kasih Rumia Koteka Teluk Bintuni telah memiliki 118 siswa, yang terdiri dari tiga kategori data pokok pendidikan (dapodik). Yaitu 45 siswa Paket A, 33 siswa Paket B, 40 siswa Paket C.
“Di luar itu, saat ini sudah ada 20 calon siswa yang sudah menyerahkan formulir pendaftaran, namun berkasnya belum lengkap,” kata Anisto, disela-sela perayaan ulang tahun ke 1 PKBM Kasih Rumbai Koteka di SP 5.
Anisto bilang, digulirkan tahun 2017, keberadaan lembaga pendidikan non formal (Paket A, Paket B dan Paket C) turut diperhitungkan. Banyak orang hebat yang telah lahir dari bangku pendidikan ini.
“Salah satunya Ibu Susi Puji Astuti, mantan Menteri Kelautan. Beliau adalah orang hebat yang tidak menyelesaikan pendidikan formal, namun mampu berdiri sejajar dengan orang hebat lainnya melalui jalur pendidikan nor formal,” tukas Anisto.
Sesalkan Dinas Pendidikan tak Hadir
Kapolres Teluk Bintuni AKBP Choiruddin Wachid dalam sambutannya mengatakan, pendidikan menjadi hak setiap masyarakat. Karena itu, negara wajib hadir dalam setiap program pendidikan anak bangsa.
“Belajar itu tidak mengenal batas usia. Sepanjang kita masih hidup dan ada kemauan, kita punya hak untuk mendapatkan pendidikan. Saya saja sampai saat ini masih terus belajar,” kata Kapolres.
Saya sangat mengapresiasi para pengelola PKBM Kasih Rumai Koteka, yang cukup sabar dalam memberikan pendidikan kepada para siswanya. Menurutnya, menyampaikan pelajaran kepada mereka yang sudah di luar usia sekolah formal, bukan pekerjaan yang mudah.
“Butuh kesabaran tersendiri. Ini yang harus bersama-sama kita dukung,” tandasnya.
Pada kesempatan tersebut, Kapolres menyoroti keberadaan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Teluk Bintuni, yang tidak hadir memenuhi undangan Yayasan Kasih Rumbai Koteka. Kata Kapolres, bukan kali ini saja pihak Dinas Pendidikan tidak memenuhi undangan terkait dengan dunia pendidikan.
“Beberapa waktu lalu saya juga mengundang Dinas Pendidikan saat ada pemalangan salah satu sekolahan, tapi tidak ada yang hadir juga. Tunggu nanti kami akan kirim undangan lain untuk mereka,” kata Kapolres. (LP5/red)