PEGAF, linkpapua.com- Masyarakat dari tiga kampung di Distrik Minyambouw, Kabupaten Pegunungan Arfak, mengeluhkan kondisi jalan yang tak memadai serta minimnya pasokan listrik. Ketiga kampung itu yakni Kampung Sinaitousi, Sigim dan Nimbiau.
Keluhan itu diutarakan masing-masing perwakilan pemuda Kampung saat menghadiri reses Ketua DPR Papua Barat (DPRPB) Orgenes Wonggor di Balai Kampung Sinaitousi, Kamis (14/12/2023).
“Kami minta agar pemerintah Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Pegunungan Arfak, bisa memperhatikan kami di 3 kampung. Karena penerangan sama sekali belum ada perhatian. Kami minta agar pemerintah harus melihat hal ini,” tutur Yupir Muid, perwakilan pemuda Kampung Sinaitousi.
Menurut Yupir, instalasi jaringan listrik di Kampung Sinaitousi sudah terpasang. Hanya saja, untuk bisa dialiri listrik, masyarakat harus swadaya untuk membeli bahan bakar minyak yang dipakai menghidupkan generator atau pembangkit listrik yang ada.
“Penerangan selama ini berjalan melalui swadaya masyarakat membeli bahan bakar untuk bisa menyalakan lampu selama 6 jam saja,” terang dia.
Yupir mengatakan, swadaya untuk kebutuhan penerangan ini sudah berjalan cukup lama.
“Lampu besar ini baru kami pakai setahun sekira awal tahun 2022, itu juga belum maksimal. Kami berharap ada bantuan penerangan, ini kebutuhan masyarakat sangat penting apalagi kalau ada duka, itu setengah mati sekali,” ujarnya.
Tak hanya listrik, fasilitas jalan juga belum memadai.
“Kami yang ada di 3 kampung ini di Distrik Minyambouw, kalau jalannya setengah mati. Kasihan kami punya ade-ade yang mau ke sekolah. Mereka ada motor tapi jalannya itu setengah mati karena kondisi jalan yang belum memadai,” ungkap Jeky.
Jeky berharap pemerintah daerah di tingkat kabupaten dan provinsi dapat bekerja sama, untuk meningkatkan aksebilitas di wilayah kampung Sinaitousi, Sigim, dan Nimbiau.
“Kalau bisa setelah perayaan Natal ada bantuan perbaikan jalan. Karena jalan ini menuju ke beberapa distrik. Kami juga minta adanya perbaikan jembatan permanen kalau tidak jembatan darurat saja,” ucapnya.
Menyoal jembatan, Jeky mengaku sangat membantu masyarakat di saat musim hujan. Sebab beberapa kali (sungai) kecil yang melintasi permukiman warga sering menimbulkan ancaman banjir.
“Kalau musim panas kami bisa tidur nyenyak di malam hari, tapi kalau musim hujan kami tidak bisa tidur. Kami cari cara agar potong aliran air kalau tidak banjir di kampung. Kondisi ini sudah lama, saya yang turun langsung kerja kalau banjir. Tolong pemerintah memperhatikan kami,” tutupnya.
Menerima aspirasi tersebut, Orgenes Wonggor mengaku, akan menyuarakan ke pemerintah di tingkat provinsi. Dirinya mengatakan, jalan dan penerangan atau listrik menjadi salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi masyarakat kampung di wilayah Kabupaten Pegunungan Arfak. (LP1/red)