Manokwari,Linkpapuabarat.com- Gubernur Papua Barat, Drs Dominggus Mandacan meresmikan rumah pastori jemaat GKI Manyosi, Wirsi Senin (9/11)20).
Peresmian rumah pastori jemaat GKI Manyosi ini merupakan satu dari rangkaian beberapa peresmian rumah pastori yang telah dilakukan gubernur satu bulan terakhir.
Tanggal 26 Oktober 2020, bertepatan dengan HUT GKI di Tanah Papua ke- 64 tahun, gubernur meresmikan rumah pastori jemaat GKI Betel Bremi, tanggal 28 Oktober 2020, gubernur meresmikan rumah pastori jemaat GKI Petrus Amban, tanggal 30 Oktober 2020, gubernur kembali meresmikan pastori gereja jemaat jemaat Pniel Kota Sorong dan Pastori jemaat Sidang Jemaat Allah juga di Sorong.
Dalam sambutannya, gubernur mengatakan pemerintah provinsi Papua Barat akan selalu mendukung upaya pembangunan rumah pastori maupun pembangunan rumah ibadah yang dilakukan oleh jemaat Tuhan di daerah ini.
“Kami akan upayakan setiap program yang dijalankan dapat menjawab semua kebutuhan masyarakat, khususnya dalam jemaat melalui pembangunan gedung pastori maupun rumah ibadah,” terang gubernur.
Lagi kata gubernur, penyediaan rumah tinggal yang layak bagi hamba-hamba Tuhan wajib dilakukan oleh pihak gereja dengan dukungan pemerintah provinsi maupun kabupaten.
“Saya percaya provinsi ini bisa sejahtera karena ada hamba-hamba Tuhan yang berdoa bagi para pemimpin dan semua warga yang ada di daerah ini,” kata gubernur.
Gubernur berharap rumah pastori yang diresmikan ini bisa menjadi tempat tinggal yang layak bagi pelayan jemaat , dan memudahkan aktivitas pelayanan bagi anggota jemaatnya.
Gubernur juga memberi apresiasi bagi semua pihak yang telah mendukung pembangunan rumah pastori GKI Manyosi ini hingga selesai dalam waktu yang terbilang singkat.
Sementara itu, Ketua panitia pembangunan rumah pastori GKI Manyosi, Nicolas Wanenda mengatakan pembangunan rumah pastori GKI Manyosi merupakan rehab dari rumah pastori yang lama. Mulai dibangun tanggal 2 Juni 2020 sampai 2 November 2020. Atau efektif pembangunan rumah pastori sekitar 5 bulan saja.
Jika rumah pastori yang lama dibangun seluas 80 M2, terdiri dari teras, ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 ruang pelayanan pastoral, 1 kamar mandi dan 1 dapur.
Sementara rumah pastori yang baru dibangun seluas 180 M2. Terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, 3 kamar tidur, 2 ruang pelayanan pastoral, 2 dapur dan 2 kamar mandi.
Biaya rehab berat rumah pastori senilai Rp.1.436.300.000 (satu miliar empat ratus tiga puluh enam juta tiga ratus ribu rupiah). Total biaya rehab merupakan sumbangan dari Pemprov Papua Barat Rp. 1.250.000, bantuan dari sinode Rp. 100.000.000, donatur jemaat Rp. 11.300.000, kas jemaat Rp. 75.000.000, serta ada juga bantuan berupa material bangunan dari berbagai pihak. (LPB2/red)