MANOKWARI, linkpapua.com – MRPB menguak adanya indikasi praktik prostitusi dan peredaran narkoba di lokasi tambang emas ilegal di kawasan Waserawi Manokwari dan Minyambou, Pegunungan Arfak. MRPB mendesak kepolisian membongkar indikasi itu.
“Yang membuat MRP tidak nyaman bahwa di atas sana terjadi penjualan minuman keras, narkoba bahkan perdagangan perempuan (prostitusi),” kata Ketua Majelis Rakyat Papua Barat MRPB Maxsi Nelson Ahoren, Jumat (6/5/2022).
Ia mengungkapkan, pihaknya memiliki data dan informasi para penambang Ilegal yang masih beroperasi meski telah dilakukan Operasi PETI oleh Direktorat Kriminal Khusus Polda Papua Barat beberapa waktu lalu.
“Kami tentu mendukung apa yang dilakukan oleh Polda Papua Barat kemarin. Namun yang kami lihat yang ditahan itu kericu-kericu, kami belum lihat penahanan itu sesuai nama-nama yang ada di dalam data kami” kata Maxsi Ahoren.
Menurut Ahoren berdasarkan data yang dimiliki, para aktor-aktor yang bermain dalam bisnis tambang emas belum tersentuh oleh penegak Hukum.
“Aktor-aktor yang ada bukan hanya di sini. Tapi juga ada di Jakarta,” ucapnya.
Bahkan kata dia, dalam pekan ini masih ada orang-orang yang melakukan penambangan emas ilegal.
“Kami dapat data dan informasi dari masyarakat bahwa masih ada yang beroperasi di atas” tuturnya.
Ia juga mempertanyakan belum ada pengusutan lebih lanjut terkait peristiwa kecelakaan lalu lintas yang merenggut 18 nyawa di Tanjakan Panjang Distrik Minyambou Kabupaten Pegunungan Arfak. Kecelakaan itu menewaskan para pekerja tambang ilegal.
“Peristiwa kemarin yang menewaskan 18 orang ini kan sampai hari kita tidak tau siapa yang bertanggung jawab,” ujar Maxi Ahoren.
Bahkan pemilik kendaraan truk dan yang mempekerjakan para penambang belum diungkap. Harusnya kata Ahoren, ini mendapat atensi kepolisian.
“Siapa yang punya mobil itu, lalu siapa yang mempekerjakan mereka ini publik belum tau. Polisi harus jujur dan mengusutnya sampai tuntas,” ujarnya.
Dia menyebut hingga saat ini masalah tersebut masih tertutupi. Padahal, publik tahu siapa di balik para pekerja tambang itu.
“Kami tau siapa di balik ini, tetapi sampai hari ini orang tersebut masih bebas berkeliaran,” tuturnya.
Polda Jangan Tebang Pilih
Kapolda dan jajarannya diduga melakukan proses hukum tebang pilih dalam mengungkap persoalan tambang emas ilegal di Maserawi dan Minyambouw.
Puluhan penambang sebelumnya di tahan dalam operasi Peti Polda Papua Barat. Selain barang bukti emas juga disita satu buah alat berat.
“Saya minta Polda Papua Barat untuk segera keluarkan mereka lalu kita duduk sama sama, undang masyarakat adat lalu polisi dan kami MRP baru kita buka data” katanya.
Ahoren juga mengungkapkan, kawasan penambangan emas di beberapa titik diduga bukan hanya mengeruk hasil emas. Bahkan ada indikasi upaya merusak hutan cagar alam dan mengambil hasil kayu di lokasi tersebut.
“Hari ini yang terjadi, para penambang tidak hanya mengambil emas di pinggiran kali, mereka telah memasuki kawasan hutan cagar alam dan mengambil kayu,” kata Maxsi Ahoren
“Kami khawatir mereka tidak hanya ambil emas tapi juga akan mengambil kayu yang ada di hutan,” jelas Ahoren. (LP2/red)